Langsung ke konten utama


Indonesia Banyak Gaya!!!


Indonesia Banyak Gaya!!!

Kembali kita dibuat "bingung" dengan kebijakan pemerintah untuk meminjamkan US$ 1 miliar ke International Monetery Fund (IMF). Pemberian pinjaman itu menurut Agus Martowardojo (Kompas.com, 13/07) merupakan tindak lanjut dari pertemuan G 20 di Meksiko, dimana tujuan pemberian itu ditujukan untuk kekuatan permodalan IMF. Menurut Ichsanuddin Noorsy (Al-Khilafah, 13/7) mengecam keras pemerintah yang mencanangkan memberikan pinjaman satu milyar dolar kepada lembaga IMF sebagai Si Miskin yang tidak tahu diri.

Pemerintah yang diwakili oleh Menkeu menyatakan dana yang dipinjamkan bukan berasal dari APBN, tetapi berasal dari cadangan devisa. Kita semesti paham tindakan tersebut tidak tepat dilakukan oleh Indonesia. Alasannya sederhana saja menurut nalar kita apakah tidak aneh, Negara yang selama ini “merengek” kewalahan dan terbebani oleh tingginya subsidi BBM ternyata masih banyak memiliki cadangan uang (devisa) yang belum termanfaatkan untuk mensejahterakan rakyat, malah bertindak “Sok” meminjamkan cadangan kepada IMF.

Apakah Negara yang punya banyak hutang ini (hutang Indonesia, US$ 225 Miliar) karena selama ini terus dibuai dengan pujian sebagai Negara yang mempunyai ekonomi yang kokoh dan menjanjikan, Negara yang terbebas dari krisis, dsb sudah begitu pongah bertindak bak pahlwan?

Menurut Koalisi Anti Utang (Mediaumat.com, 05/07) menilai, pemerintah Indonesia tidak layak membantu IMF dengan memberikan tambahan permodalan. Setidaknya ada tiga alasan. Pertama, masih dominannya peran negara maju dalam pengambilan keputusan di IMF menunjukkan bahwa reformasi lembaga keuangan internasional yang didorong G20 adalah palsu dan tidak menghasilkan perubahan yang mendasar.

Kedua, tidak adanya perubahan dalam persyaratan utang IMF. Deregulasi, privatisasi dan pengetatan anggaran sosial masih menjadi resep generik IMF kepada negara peminjam. Ketiga, utang IMF untuk mengatasi krisis hanya akan menguntungkan bank-bank besar penyebab utama krisis di Amerika dan Eropa, sedangkan rakyat di negara penerima utang akan menanggung beban krisis lewat pemotongan anggaran sosial dan pembayaran utang.

Krisis ekonomi menjadi bukti bahwa sistem kapitalisme tak lagi bisa diharapkan. Meminta bantuan IMF untuk mengatasi krisis ekonomi juga bukan jalan keluar. Sistem Islam menjadi solusi terbaik

@saefulFachri

Sumber Gambar: http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.bulbul.com/imf/IMF.gif&imgrefurl=http://www.bulbul.com/IMF.php&usg=__CbBkgOy2Y5sFuER958-svJUA5mM=&h=497&w=511&sz=9&hl=id&start=3&sig2=f-XKbvNxW4n-b6x2ZlqApQ&zoom=1&tbnid=y80x7rH4itHACM:&tbnh=127&tbnw=131&ei=hTEAUIuTHcftrAfmgqSqBg&itbs=1



Komentar

Postingan populer dari blog ini

UTS Ekonomi Publik

1.      -  Peranan atau campur tangan pemerintah dalam suatu perekonomian sering didasarkan pada argumentasi Kegagalan Mekanisme Pasar.Tetapi dengan semakin besarnya peranan pemerintah (Birokrasi) menyebabkan terjadinya inefisiensi produksi dan high cost economy. Jelaskan faktor-faktor apa yang menyebabkan kegagalan mekanisme pasar dan kegagalan birokrasi ? Untuk perekonomian Indonesia, sebaiknya menggunakan sistem yang mana ? Jawab: Kegagalan Pasar (market failure) terjadi ketika market equilibrium tidak efisien (inefficient market equilibrium) terjadi, yang menghasilkan terlalu sedikit atau terlalu banyak dalam menggunakan sumberdaya dalam produksi barang & jasa. Faktor penyebab kegagalan pasar a.        Kegagalan dari persaingan (failure of competition). b.         Adanya barang publik (public good). Teradapat beberapa jenis barang yang tidak seorangpun yang...

Sektor Pertanian dan perannya dalam perekonomian Indonesia

Struktur perekonomian Indonesia tentang bagaimana arah kebijakan perekonomian Indonesia merupakan isu menarik . Gagasan mengenai langkah-langkah perekonomian Indonesia menuju era industrialisasi, dengan mempertimbangkan usaha mempersempit jurang ketimpangan sosial dan pemberdayaan daerah, sehingga terjadi pemerataan kesejahteraan kiranya perlu kita evaluasi kembali sesuai dengan konteks kekinian dan tantangan perekonomian Indonesia di era globalisasi ( Firmanzah , 2010 ). Tantangan perekonomian di era globalisasi ini masih sama dengan era sebelumnya, yaitu bagaimana subjek dari perekonomian Indonesia, yaitu penduduk Indonesia sejahtera. Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat besar, sekarang ada 235 juta penduduk yang tersebar dari Merauke sampai Sabang. Jumlah penduduk yang besar ini menjadi pertimbangan utama pemerintah pusat dan daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia masa itu dibangun untuk memenuhi kebutuhan pangan ra...

Potensi Sumber Daya Alam Provinsi Lampung

Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota provinsi Lampung , Indonesia . Kota ini memiliki luas 207,50 km² dengan populasi penduduk sebanyak 879.651 jiwa (sensus 2010), kepadatan penduduk 4.597 jiwa/km² dan tingkat pertumbuhan penduduk 3,79 % per tahun. Secara geografis, ibukota provinsi Lampung ini berada di pintu gerbang utama pulau Sumatera, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut DKI Jakarta . Didukung oleh posisi yang strategis, menyebabkan mobilitas penduduk serta lalu lintas di setiap ruas jalan protokol di Bandar Lampung cenderung padat, sehingga sebagai salah satu kota tersibuk di Indonesia bagian barat, Bandar Lampung memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Jawa menuju Sumatera maupun sebaliknya. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provins...